Part 2.
SAYA MENEMUKAN DIRI
Semua pilihan jalan hidup sejatinya tergantung dengan apa yang sedang dirasakan pada saat ingin memilih kemudian menyusun seperti apa yang diinginkan. Keberadaan rasa atas kesadaran diri sangat berpengaruh terhadap kualitas hasil pilihan tersebut. Mungkin bisa dikatakan adalah dasar utama atau pondasi yang baik. Hal yang terpenting dalam pemilihan tersebut adalah kesadaran diri dalam memilih pilihan itu sendiri. Pasti semua pilihan mempunyai konsekuensi yang akan dihadapi dan pilihan yang bisa konsisten adalah pilihan yang membawa pada kemerdekaan. Dalam pertengahan kuliah antara semester 6 kemudian semakin kuat pada saat proses menyelesaikan tugas akhir saya berhasil menemukan, menemukan apa yang saya sukai yang membuat saya dalam kondisi terbaik.
Menyaksikan vidio konser salah satu band yang berpengaruh di since musik dunia tahun 1990’an ialah awal saya menemukan. Membayangkan hal tersebut terjadi pada saya membuat sangat bergairah serta bersemangat untuk meraihnya. Tak disadari apa yang terjadi pada diri saya sangat sinkron dengan apa yang saya putuskan, mengapa saya bilang demikian karena apa yang saya suka dan apa yang membuat saya bergairah merupakan pertanyaan seperti ketukan pintu untuk masuk kedalam dengan apa yang saya putuskan. Walaupun hal tersebut serasa ada perasaan mustahil diraih, namun saya siap akan memustahilkannya karena saya memilih pilihan tersebut dengan jiwa yang telah terkoneksi antara hati, pikiran dan raga yang secara sadar diri saya memilih pilihan tersebut.
a. Nirvana
Dalam pencarian musik yang berbeda dengan sebelumnya membawa saya sampai pada mendengarkan Nirvana. Reformasi terhadap musik yang saya dengar terjadi ketika pada waktu sekitar semester 6 yang mana perubahan tersebut bukan hanya transisi genre yang sebelumnya ke genre yang sekarang, melainkan perubahan tersebut memberikan arti dan energi untuk memutuskan jalan hidup. Semua berawal dari Nirvana, apa yang saya tangkap dari apa yang mereka presentasikan sangat mengubah pada diri saya dan vidio konser yang saya maksud adalah vidio konser Nirvana live at Paramount Theatre di Seattle, Washington pada 31 Oktober 1991 yang membuat saya berhasil menemukan tujuan hidup sesungguhnya yakni menjadi musisi.
Band yang berasal dari kota Aberdeen Washington Amerika Serikat tersebut adalah motor penggerak dasar bermusik saya dimana keinginan bermusik yang sebenarnya yaitu membuat karya yang dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri maupun orang lain. Pada dasarnya memang saya suka mendengarkan musik, Nirvana merupakan awal saya lebih membuka terhadap band maupun genre yang lebih luas dibanding pengetahuan sebelumnnya yang cenderung monoton. Dengan seiring berjalannya waktu serta perkembangan yang terjadi pada diri saya membuat pikiran ini lebih bisa menerima keberagaman genre yang ada, dimana dari penerimaan tersebut ternyata lebih mudah mengetahui kemana sebenarnya arah diri sendiri ini.
Bagi saya Nirvana adalah transisi sekaligus pintu untuk keluar dari zona nyaman, dimana keputusan tujuan hidup saya terjadi setelah mendengarkan mereka kemudian berani mengambil resiko dan konsekuensi atas pilihan yang saya kehendaki yakni menjadi musisi. Benar saya rasakan yang tidak pernah saya bayangkan, tetapi akan saya lakukan dan pada akhirnya saya melakukan. Ternyata memang bisa terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan atau bayangkan justru sesuatu tersebut adalah apa yang memang seharusnya bersama dengan diri kita. Pada waktu saya kelas 5 SD saat saya mulai belajar alat musik yaitu drum, saya sama sekali tidak tertarik pada gitar yang mana menurut saya mempelajari alat musik tersebut sangat sulit, apalagi berpikir untuk bernyanyi yang mana tidak berminat sedikitpun dan hal tersebut masih melekat pada diri saya sampai pertengahan kuliah sebelum saya mendengarkan Nirvana. Ketika kita menutup diri dengan tidak mau menerima keberagaman dan belajar hal baru adalah salah satu tanda bahwa diri kita monoton.
Membicarakan Nirvana seakan seperti ingin sekali saya tumpahkan apapun yang ada dalam hati dan pikiran ini untuk saya ceritakan bahwa Nirvana membuat saya memutuskan. Keluar dari zona nyaman yakni berani belajar bermain gitar dan bernyanyi adalah sesuatu yang saya lakukan demi sebuah pilihan tujuan hidup yang membuat diri ini merasa senang, jelas saya sangat terinspirasi oleh Kurt Cobain yakni bermain gitar dan bernyanyi. Dengan kemampuan tidak bisa sama sekali pada hal yang saya terinspirasi dari Kurt Cobain, tidak membuat saya berubah pikiran dari apa yang saya pilih dan saya sangat menyadari hal tersebut, tetapi saya juga sangat sadar atas apa yang saya pilih yang membuat saya berani belajar dengan konsekuensi dan resiko apapun atas apa yang saya pilih. Semua akan saya telan karena ini kehendak diri. Seperti prinsip lelaki sejati, ketika berbuat sesuatu harus berani bertanggung jawab, ketika memulai harus menyelesaikan dan ketika kita berani bermimpi, maka harus berani menjemputnya. Karena jika hanya bermimpi saja sama halnya seperti pengecut. Jika Bob Marley mengatakan “Pengecut terbesar adalah pria yang membangunkan cinta seorang wanita tanpa bermaksud untuk membalasnya”, menurut saya pengecut terbesar adalah pria yang tidak mau menerima konsekuensi atas pilihan yang dipilih sendiri.
Kurt Cobain membuat saya belajar gitar, banyak pelajaran yang bisa saya dapat dari kejadian yang telah terjadi pada diri saya bahwa saya memilih pilihan yang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa. Sadar atas jangkauan kemampuan yang saya miliki dengan bermain gitar, menjadikan saya berpikir lebih baik memaksimalkan apa yang saya bisa dari pada menjadikan diri berkemampuan harus seperti Kurt Cobain. Justru apa yang saya tangkap dari Kurt Cobain adalah menjadi apa adanya. Tidak perlu membanding-bandingkan diri dengan orang lain, cukup jujur dan maksimal dalam melakukan adalah hal terbaik untuk berkarya. Tidak harus menjadi sempurna terlebih dahulu untuk berkaya karena seni tidak ada literatur khusus untuk menyebut sebuah karya istimewa, melainkan perasaan hati yang mengistimewakan karya itu sendiri. Karena seni adalah apa adanya, menikmatinya merupakan keistimewaan.
Sempat terpaku hanya pada satu alat musik yaitu drum, karena menganggap drum adalah alat musik yang lebih mudah untuk dimainkan bagi pemula yakni seperti pada awal belajar hanya dengan melemaskan antara ketukan tangan dan kaki untuk mendapatkan suara ketukan yang seimbang antara hit-hat, snare dan bass dimana tidak saling mendahului, melainkan berbunyi tepat pada waktunya. Tetapi berbeda dengan gitar yang harus menghafal bentuk chord dan letaknya terlebih dahulu, belum lagi memahami tangga nada dan lain sebagainya yang menurut saya jauh lebih rumit dari drum yang hanya cukup pada tahapan awal belajar hanya melemaskan saja. Jika membandingkan alat musik drum dengan gitar untuk pemula yang baru mau belajar alat musik, tentu gitar lebih susah dibandingkan drum, namun hal tersebut berbeda jika pemula tersebut sudah memiliki pilihan alat musik yang berdasarkan kesukaan bukan karena kemudahan, maka bisa jadi justru sebaliknya.
Kekuatan pilihan atas kata hati bisa saja mengalahkan pikiran pesimis terhadap pilihan itu sendiri, percaya atau tidak percaya coba anda pikirkan dan pada akhirnya akan mengatakan oh... iya yah. Dalam keberhasilan memilih pilihan yang dikehendaki oleh diri tidak berarti pilihan tersebut akan aman sampai tujuan, melainkan masih ada jebakan betmen yang sedang bersama yakni bagaimana mempertahankan pilihan itu sendiri dengan konsisten. Pilihan hanya gerbang utama menuju pintu apa yang membuat diri kita merasa memilih pilihan benar, selanjutnya menjaga konsisten atas pilihan tersebut adalah perjalanan. Sama halnya seperti pernikahan, memilih pasangan yang kita cintai adalah pilihan tepat, kemudian menjaga perasaan cinta kita terhadap pasangan adalah bagaimana diri bisa konsisten terhadap cinta tersebut. Melihat kejelasan atas tujuan diri merupakan cahaya dalam lautan bimbang, konsisten dengan pilihan adalah jalan dimana mendapatkan tujuan.
Mencari tahu biografi baik band maupun setiap personil seakan seperti berenang dilautan grunge, dari celana jeans robek-robek sampai kemeja flanel yang identik dengan image grunge membuat saya jelas ingin berpakaian seperti itu, namun beruntung saya bisa menemukan diri saya di lautan tersebut. Saya juga tidak menyalahkan atas proses penemuan diri sendiri dari menjadi orang lain yang saya anggap wajar-wajar saja seperti halnya musisi hebat juga berawal dari kesukaan terhadap band lain atau musisi lain yang menjadi idolanya pasti pernah menirukan, namun yang tidak wajar adalah terhanyut dalam lautan tersebut dengan terus mengikuti sang idola tanpa bisa menemukan diri sendiri. Bahkan yang lebih parah lagi adalah menelan semua apa yang idola lakukan dan memaksa diri sendiri untuk seperti sang idola. Memang jika dikorek lebih dasar hal tersebut adalah pilihan dari setiap individu antara mau menelan semua apa yang dilihat dari sang idola atau memilah mana yang baik untuk diri sendiri sama halnya seperti pilihan menjadi plagiat atau membuat warna sendiri (musisi cover/membuat karya sendiri). Setiap orang punya sesuatu yang ada dalam diri masing-masing atau sesuatu yang dikatakan sebagai bakat yang diberikan oleh Mahakuasa dan bagaimana mengetahui sesuatu tersebut pada diri adalah tugas orang tersebut untuk menemukan. Salah satu cara untuk mengetahui sesuatu tersebut adalah dengan membicarakan hal tersebut dengan diri sendiri. Selaras apa yang dikatakan oleh John Paul Patton (Kelompok Penerbang Roket) dalam sebuah wawancara di youtube “Setiap manusia terlahir punya bakat yang terpendam yang menonjol berbeda-beda setiap orang, tapi semua orang punya bakat itu dan harus di cari dengan kosinsten jangan merasa rugi untuk itu.” Mencari, memahami, kesadaran, ialah awal untuk membentuk, percayalah pencarian ini sungguh sangat penting dan harus ditemukan bagi setiap individu karena dengan menemukan diri sendiri dapat mengetahui kemana arah jarum kehidupan yang akan dipusatkan untuk membangun masa depan yang diidamkan. Seperti halnya mengetahui apa yang dibutuhkan oleh diri sendiri maka dunia tidak akan menginjak, melainkan diri sendiri yang akan menginjak dunia.
b. The Doors
Setelah overdosis dengan lagu Nirvana membuat saya ingin mencari refrensi lagu dimana pnecarian tersebut sampai pada The Doors, lain dengan mencari majalah musik di google dan di youtube, sampai dengan mendengarkan The Doors. Band rock yang berasal dari Los Angeles California Amerika Serikat ini memiliki dampak transformatif tidak hanya pada musik populer, tetapi juga pada budaya populer. The Doors sangat membuat saya mendapatkan warna baru oleh apa yang mereka keluarkan, dari musik, lirik, sampai aksi panggung yang berkarakter dengan suara nada memabukan, tetapi juga bisa menyayat telinga dan karisma Jim Morrison yang menyeret dalam gelapnya dimensi yang dia ciptakan. Dari apa yang saya lihat dari The Doors membuat pehaman baru bahwa musik rock tidak harus bermain cepat atau full balutan nada distorsi. The Doors adalah pelebaran refrensi musik saya selanjutnya, memikat dengan nada-nada psychedelic rock yang dibuatnya membuat saya tidak bisa mengelak bahwa The Doors berpengaruh terhadap warna musik yang saya keluarkan. Terinspirasi dengan keberhasilan mereka menciptakan sesuatu yang berbeda adalah semangat untuk menjadi percaya diri dengan apa adanya. Kehebatan improvisasi secara instan dan meracik nada-nada psychedelic rock yang dibuat seakan menjadi ritual mistis, tentu hal tersebut dengan penguasaan diri yang sangat hebat dan tanpa kekompakan setiap personil hal tersebut tidak akan terjadi. Seperti motor penggerak band lain, Jim Morrison adalah pusat magnet energi tersebut, menyulap membawa suasana dengan apa yang diciptakan, dimana mampu memprsentasikan dengan maksimal dengan cara yang tidak menentu, namun justru hal tersebut yang menjadi sesuatu dalam apa yang mereka sajikan. The Doors adalah variasi musik yang melegenda, mendapatkan pelebaran serta pelajaran, bagaimana membius penonton dengan percaya diri yang menyeluruh.
c. Motorhead
Setelah menemukan kedua band yang telah memberi banyak inspirasi membuat saya tidak terpaku terhadap satu musik atau genre, dimana merasa semakin banyak mengenal musik yang berbeda justru semakin banyak juga pelajaran yang saya bisa dapatkan. Saya kembali mencoba mencari refrensi musik lain yaitu punk, dimana saya ingin mendapatkan energi yang keras dan tidak lembek. Apa yang saya tangkap dari musik punk adalah menjadi seseorang yang tahan banting dan semangat melawan keseragaman yang menutup diri. Walaupun sejatinya devinisi punk setiap individu berbeda-beda, menurut saya suka medengarkan musik punk adalah baik untuk kesehatan mental, dimana apa yang punk tawarkan adalah semangat perlawanan dan kebebesan menjadi diri sendiri. Tentu arti perlawanan seperti apa tergantung setiap individu mendevinisikannya, juga arti kebebasan tersebut, juga tergantung dari ukuran persepsi setiap individu itu sendiri. Punk juga bukan berarti rambut mohawk, seperti pelopor musik punk sendiri yakni Ramones juga tidak berambut mohawk, jadi jangan berpikir sempit tentang sesuatu yang di identikan karena di zaman sekarang banyak yang mengadopsi dari apa yang di identikan dengan perilaku yang tidak sesuai dengan identik itu sendiri. Seperti halnya mengartikan tatto adalah kriminal karena orang yang melakukan tindakan kriminal mempunyai tatto, padahalkan tidak sedangkal itu. Sama halnya seperti rambut gimbal juga bukan berarti reggae.
Dalam pencarian musik tersebut berselancarlah mencari-cari di youtube sampai beberapa telah saya temukan berungkali, tetapi tidak ada satupun yang menyebabkan reaksi langsung mencari tahu band lebih dalam, namun berbeda dengan pertema mendengarkan “Ace Of Speed” tidak ada lagi komprongi dengan telinga saya langsung meluncur mencari biografi band dan itu adalah Motorhead “God Father of Heafy Metal”. Pelebaran ganda terjadi pada saya ketika mendengarkan Motorhead, dimana saya mulai membuka pintu genre yang lebih pro dalam arti kemampuan teknik bermusik yang di atas-rata yakni “Metal” dan tentang kesukaan alat musik yang tidak terbayang sebelumnya yaitu bass. Tentu Lemmy Killmister membuka pintu terhadap keduanya karena Motorhead adalah Lemmy begitupun sebaliknya.
Menemukan Motorhead dengan tujuan sebelumnya mencari musik punk adalah sesuatu yang tidak diprediksikan. Pelebaran genre musik maupun alat musik yang terjadi pada diri saya dengan tahapan semakin mengenal lebih banyak seperti mengalami Dejavu. Dimana rasa menyukai sesuatu dengan senang, semangat dan bergairah kembali terjadi ketika saya mendengarkan Motorhead dan Lemmy membuat saya belajar bass. Seperti keluar zona nyaman lagi belajar hal baru membuat saya bisa lebih membuka mata terhadap pengetahuan sebelumnya baik mengenai genre musik, alat musik maupun hal lain yang bersamaan. Menjadi lebih mengeluarkan apa adanya yang ada pada diri saya setelah mengetahui Motorhead jelas Lemmy membuat saya mengencangkan rasa percaya diri saya mengeluarkan musik. Seperti suntikan energi yang kuat masuk kedalam ruang dimana membuatuhkan energi tersebut untuk mengeluarkan dan energi tersebut adalah Motorhead. Mengadopsi sesuatu hal dari idola yang membuat diri lebih baik adalah kecerdasan.
Setelah mendengarkan ke tiga band tersebut menambah apa yang ternyata saya butuhkan, dari mulai mendasar menemukan passion diri yang menjadi tujuan hidup, tidak terpaku terhadap sesuatu yang terdahulu telah dilakukan, sampai mendapatkan energi bagaimana mengencangkan percaya diri dan itu semua saya dapatkan dari kombinasi ketiga band tersebut yaitu NIRVANA, THE DOORS, MOTORHEAD. Tentu dari tahapan semua fase tersebut mendapatkan pintu-pintu untuk dapat lebih mengetahui lagi terhadap band, musisi atau hal-hal lain. Seperti akar tanaman yang bercabang-cabang mencari unsur hara di dalam tanah. Sama halnya setelah mendengarkan Motorhead juga mendapat pintu-pintu selanjutnya. Memang ini dalam konteks musik, namun bisa saja masuk dalam hal selain musik karena apapun passion dan tujuan hidup yang dikehendaki setiap individu sejatinya mempunyai rumusan yang sama yaitu menjadi diri sendiri. Karena hidup adalah kesenangan, tanpa merasa senang berarti perlu dievaluasi.
Lanjut PART 3 Yaww...
No comments:
Post a Comment